Beranda Berita Utama Hanyut di Arus DPW, tak Dapat Rekom PAN, Salihi Berakhir Tragis

Hanyut di Arus DPW, tak Dapat Rekom PAN, Salihi Berakhir Tragis

447
0
Hanyut di Arus DPW, tak Dapat Rekom PAN, Salihi Berakhir Tragis
Hi Salihi B Mokodongan

MUNGKIN benar kata orang, “menyusuri sungai walau arusnya deras, belum tentu arahnya benar. Sekali-kali kita harus melawan arus, jika kita bisa yakini kebenarannya.”

Posisi dilematis harus dihadapi petahana Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Salihi Mokodongan, di pemilukada Bolmong tahun 2017 mendatang. Sebagai incumbent, peluang untuk menang pilkada cukup terbuka lebar. Sayangnya, hingga pembukaan pendaftaran pasangan calon (paslon) Rabu (21/9) hari ini, belum ada parpol yang bisa dijadikan Salihi sebagai kendaraan untuk mengusungnya. Alamat nasib Salihi bisa berakhir tragis, jika nantinya dia tidak dapat ikut dalam hajatan 5 tahunan ini. Salihi bisa menjadi petahana pertama di Sulut, yang tidak ikut pilkada kembali sebab tak ada parpol yang mau mengusungnya. Bahkan di Indonesia, kasus serupa mungkin sangat jarang terjadi.

Informasi terakhir, partai yang menjadi harapan Salihi untuk bisa mengusung dia, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), sudah mengeluarkan rekomendasi kepada Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanni R Tuuk, untuk pilkada mendatang. Semakin tertutup jalan pria yang sering disapa Papa Da’a ini.

Salah satu petinggi PDI Perjuangan, parpol yang mengusung pasangan Yasti dan Yanni, informasi bergabungnya PAN ke koalisi gemuk mereka, sudah final. PAN menjadi partai berikutnya yang bergabung, setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), beserta partai-partai menengah lainnya seperti Gerindra, Nasdem, serta salah satu yang terkuat yakni Partai Golkar. “Kalau PAN sudah maksimal, Alhamdulillah semua sepakat untuk mengusung calon bersama yakni ibu Yasti dan pak Yanni,” kata sumber.

Di pihak lain, Roni Limpele, salah satu praktisi politik di Bolmong Raya, mengatakan bahwa perihal kegagalan Salihi, untuk maju di pilkada Bolmong kembali, merupakan sebuah blunder politik akibat minimnya pengetahuan menganalisa situasi politik lokal sampai ke pusat. Sebab Salihi, lebih terbawa arus permainan di jajaran DPD hingga DPW PAN Sulut, hingga dia tidak bisa membaca pertarungan di tingkat pusat, di mana Yasti, yang didukung oleh PDIP memiliki kekuatan bargaining yang mumpuni untuk mempengaruhi DPP PAN. “Saya kira pak Salihi terlalu terbawa arus mainan pengurus PAN di kabupaten dan provinsi. Akhirnya beliau juga yang dirugikan,” ujar Limpele.

Salah satu tokoh masyarakat Dumoga, Supardi Makalunsenge, juga menyesalkan jika Salihi tidak lagi ikut di Pilkada Bolmong. Dia menganggap, mantan Bupati Bolmong ini terpengaruh dengan peta politik lokal. “Sekarang mereka yang selalu mempengaruhi dia (Salihi-red) itu ada di mana? Pasti sudah lari, dan papa Da’a merana sendiri,” ujar Supardi.

Sayangnya upaya konfirmasi meminta tanggapan Salihi terkait masalah ini belum berhasil dilakukan. Wartawan media ini ketika mengunjungi kediaman Salihi di desa Motabang, tidak dibolehkan menemui dengan alas an yang bersangkutan sedang istirahat, Selasa siang kemarin.

Ketua DPW PAN, Sehan Landjar, dikonfirmasi via telepon seluler tidak bisa dihubungi. Sehan, sedang berada di Jakarta dalam rangka penjemputan rekomendasi PAN untuk pilkada di beberapa wilayah Sulut, termasuk Bolmong.

Apakah ada kejutan untuk Salihi sebagai penyaing kejutan sebelumnya atas rekomendasi hampir seluruh parpol pemilik kursi DPRD Bolmong kepada Yasti dan Yanni? Kita tunggu saja! (mj)

Artikulli paraprakBupati Watung Ingatkan Camat dan Sangadi Soal Pajak
Artikulli tjetërLima Parpol Resmi Usung Yasti-Yanny Mendaftar di KPU

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.