Beranda Berita Utama Pangulu Adat Kotamobagu Kecam Pagelaran Seni Teater Pingkan Matindas

Pangulu Adat Kotamobagu Kecam Pagelaran Seni Teater Pingkan Matindas

447
0

Kotamobaguonline.com KOTAMOBAGU — Walikota Kotamoabagu Ir Hj Tatong Bara, mengecam keras pertunjukan pagelaran teater Pingkan Matindas, yang menceritakan tentang Cahaya Bidadari Minahasa yang dilakukan oleh Institut Seni Budaya Independen Manado (ISBIMA), Sabtu 31 Oktober 2020 di eks Gedung DPRD Sulawesi Utara.

Pada cerita pentas seni tersebut dinilai telah melecehkan leluhur Mongondow yakni Raja Loloda Mokoagow, dengan alur cerita hayalan bukan fakta sejarah serta menyudutkan kehormatan raja BMR.

“Saat mendapatkan informasi ini, saya menghubungi Ibu Yasti yang kebetulan berada di Manado untuk mencari tahu kebenaran informasi ini. Hal ini cukup menyedihkan dan mencederai kami masyarakat BMR, apalagi jika kemudian ceritanya bukan berdasarkan atas fakta sejarah,” kata Tatong.

Bahkan Walikota selaku pemangku adat tertinggi di Kota Kotamobagu menilai, apa yang telah dipentaskan pada pertunjukan teater itu, justru sangat melukai dan melecehkan adat istiadat masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR).

“Ini sangat melukai hati dan perasaan kami warga Bolmong Raya, karena secara vulgar menggambarkan leluhur kami yakni Raja Loloda Mokoagow yang merupakan panutan, teladan dan harga diri orang Mongondow sebagai sosok kurang etis dalam berperilaku, apalagi dalam perspektif adat Mongondow,” tegas Tatong.

Walikota selaku Pangulu Adat ini meminta kepada pihak ISBIMA untuk secepatnya mengklarifikasi alur cerita yang dipentaskan sekaligus mempertanggungjawabkannya ke publik, terutama ke masyarakat Bolmong Raya.

“Ini wajib diluruskan karena menurut kami tidak sesuai fakta, terutama dialog yang diucapkan Raja Loloda Mokoagow dalam pementasan itu serta bagaimana ia digambarkan tewas ditangan prajuritnya dan kemudian potongan kepalanya dipertotonkan. Kami mempertanyakan referensi sang sutradara saat menulis kisah ini, apalagi Raja Loloda Mokoagow adalah salah satu leluhur yang sangat dihargai, dihormati dan disakralkan dalam sejarah perjalanan Kerajaan Bolaang Mongondow. Kami minta ISBIMA meluruskan ini serta mempertanggungjawabkannya ke masyarakat Bolmong Raya,” ungkap Tatong. (Adm_DiskominfoKK)

 

Artikulli paraprakBulan Ini Dana Anak Asuh Dicairkan
Artikulli tjetërLegislator Kotamobagu Ikut Bimtek

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.