Beranda Pendidikan Realita Kualitas Pendidikan SMK di Indonesia

Realita Kualitas Pendidikan SMK di Indonesia

626
0

Kotamobaguonline.com Senin, 28/09/2020 Redaksi – Pendidikan itu sangat penting sesuai dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat cita-cita pendidikan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan itu, harkat dan martabat seluruh warga negara akan dapat terwujud. Salah satunya dengan adanya sekolah dan sistem sekolah sebagai suatu lembaga sosial dan pendidikan dipilih dan ditempatkan di antara sistem kelembagaan yang telah ada. Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian. Hal ini terlihat dari banyaknya kendala yang mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sehingga perlu diteliti dan dicermati agar kelak bangsa Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan lancar dan dapat bersaing di Era Globalisasi.

Sistem pendidikan di Indonesia tergolong besar dan beragam dengan jumlah murid lebih dari 50 juta dan tenaga pengajar sebanyak 2,6 juta yang tersebar di lebih dari 250,000 sekolah di Indonesia. Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan sistem pendidikan ke 4 terbesar di dunia (setelah Cina, India dan Amerika). Namun berdasarkan data dari Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, UNESCO, kualitas pendidikan Indonesia masih perlu ditingkatkan lebih baik lagi dibanding dengan negara lain.

Terutama di bidang perindustrian dan untuk bersaing di Era Globalisasi saat ini, Indonesia membutuhkan tenaga pekerja untuk melanjutkan bahwa pemuda penerus bangsa Indonesia layak dalam persaingan di bidang perindustrian. Jika bicara revolusi industri, maka keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan garda terdepan dalam menyongsong era revolusi industri yang tengah kita hadapi. Karenanya, ada sejumlah langkah yang harus dipersiapkan terhadap siswa SMK saat ini seperti pembenahan kualitas atau kemampuan lulusan anak SMK dalam menghadapi tantangan industri 4.0.

SMK sebagai lembaga pendidikan formal yang diharapkan mampu menopang akselerasi pembangunan nasional harus peka terhadap potensinya. Penyesuaian kejuruan dan kurikulum mutlak diperlukan agar ada relevansi antara pendidikan di SMK dengan bidang pekerjaan. Harus ada panduan dan penggerak agar SMK bisa memetakan tantangan dan kebutuhan masa depan. Dalam menghadapi tantangan revolusi 4.0 SMK harus terus berkembang secara dinamis dan mampu menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi. Dibutuhkan komitmen yang tinggi agar SMK mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang literasi data, literasi teknologi atau digital, dan literasi manusia sebagai tenaga kerja produktif dan profesional yang diakui secara nasional dan internasional.

Hal tersebut merupakan Kewajiban Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam berkomitmen meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal itu sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK yang bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik), jumlah total SMK saat ini sebanyak 14 ribu unit, 25% di antaranya SMK negeri dan selebihnya SMK swasta, sedangkan jumlah peserta didik sebanyak lebih dari 5 juta siswa, dengan 9 bidang keahlian, 49 program keahlian, dan 146 kompetensi keahlian. Angka-angka tersebut selain merupakan indikator keberhasilan penyediaan akses pendidikan menengah, sekaligus mencerminkan besarnya tantangan bagi pemerintah untuk memastikan penyediaan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Lalu tantangan kebekerjaan lulusan SMK dipengaruhi banyak hal namun pemerintah harus siap dalam penyediaan kualitas layanan pendidikan. Perlu upaya dan dukungan yang lebih besar untuk mendorong peningkatan kualitas SMK terutama untuk SMK dengan kapasitas yang masih terbatas. Tenaga kerja Indonesia 50% masih diisi lulusan SMP ke bawah, sekitar 30% diisi lulusan sekolah menengah, sedangkan lulusan sarjana masih sekitar 10%. Kondisi Ini tidak menguntungkan kalau pemerintah tidak segera meningkatkan tingkat kualifikasi pendidikan angkatan kerja lulusan SMK saat ini.

Persoalan pemerintah sekarang ada di kualitas pendidikan, tuntutan, dan dunia yang semakin mengglobal menuntut pendidikan harus selalu ditingkatkan. Selain itu sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja, pengembangan sistem sertifikasi di dunia pendidikan khususnya di SMK ialah keniscayaan karena merupakan amanat UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pemberian sertifikat kompetensi sebagai bentuk pengakuan atas capaian kompetensi peserta didik juga dapat dijadikan sebagai salah satu quality assurance atas output dunia pendidikan.

Sertifikasi kompetensi ini sangat penting, apalagi dalam menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Saat ini untuk ASEAN beberapa bidang telah mengeluarkan sertifikasi. Salah satunya bidang pariwisata. Kalau Indonesia sudah menyamakan persepsi dengan negara-negara ASEAN, di mana pun juga anak-anak Indonesia yang lulus di bidang itu, akan mendapat pengakuan di negara-negara Asean. ( ditulis oleh Natasya Nur Khomariah, kompasiana )

 

Artikulli paraprakSiapa Lebih Keras Berjuang, Rezeki Menemuimu atau Kau Menjemputnya?
Artikulli tjetërWalikota Serahkan Hadiah Juara Lomba IGA 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.