Kotamobaguonline.com, BOLMONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) dibawah kepemimpinan Bupati Bolmong Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow dan Wakil Bupati (Wabup) Yanny Ronny Tuuk, terus melakukan penanganan serius terkait persoalan stunting yang saat ini masih menjadi masalah Kabupaten Bolmong.
Hal ini dibuktikan dengan digelarnya pelaksanaan Pra Presentase tentang penurunan Stunting oleh tim Koordinasi Konvergensi Penurunan Stunting Kabupaten Bolmong, diruang rapat Kantor Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) Bolmong, pada rabu (28/08/2019).
Presentase Penurunan Stunting ini dilakukan berdasarkan program dan kegiatan yang ada di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Bolmong. Diantaranya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas PP-KB, Dinas PP-PA serta Bappeda Bolmong.
Menurut, Kepala Bappeda Bolmong, Yarlis Awaludin Hatam, melalui Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat Bappeda Bolmong Susanti Haji Ali mengatakan Hasil Presentasi ini akan disampaikan pada kegiatan penilaian kinerja intervensi stunting di Provinsi Sulawesi Utara (Sukut) oleh Direktorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) .
“Stunting adalah kejadian yang tidak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi. Dimana anak-anak yang masuk ke dalam kategori stunting adalah ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 Standar Deviasi (SD), hal ini berdasarkan penilaian status gizi yang menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) dari WHO,” ungkap Susanti.
Lanjutnya, tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal, merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat, sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting.
“Jadi, tidak semua anak yang tubuh pendek itu serta merta mengalami stunting. sebab stunting hanya bisa terjadi ketika kurangnya asupan nutrisi harian anak, yang dapat memengaruhi perkembangan tinggi badan anak tersebut,” tuturnya. (Jr)