Kotamobaguonline.com, BOLMUT — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menggelar Sosialisasi Advokasi Pengendalian Tuberkulosis (TB), tahun anggaran 2017.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang rapat Dinkes, Jumat (03/11/2017).
Bupati Bolmut Drs Hi Depri Pontoh, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda, Drs Faridudin Gumohung, menyampaikan bahwa TB merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah.
“Hal ini dilihat dari angka kematian dan kesakitan yang disebabkannya, dimana pada Tahun 2015 TB menjadi salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia, bahkan lebih besar dari HIV dan malaria,” kata Gumohung.
Dikatakannya, masalah TB, cenderung terus meningkat dan berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, kesehatan dan kesejahteraan rakyat.
“Melihat kondisi ini, tidak mungkin hanya diselesaikan dengan pendekatan medis semata. Banyak faktor yang harus dilihat agar persoalan kompleks ini dapat dikendalikan,” ungkapnya.
Diketahui, kegiatan sosialisasi ini merupakan upaya Pemkab Bolmut melalui Dinkes, sebagai tindak lanjut langkah strategis dalam penguatan pengendalian penyakit TB, dengan melibatkan berbagai stakeholder, Kepala Puskesmas, Camat dan Perangkat Daerah terkait, agar terbentuk kerjasama dalam mencapai target eliminasi TB pada Tahun 2035.
“Diharapkan forum ini dapat dijadikan media positif, sebagai sumber ide, gagasan maupun formula solutif terhadap berbagai rencana kegiatan yang dapat diimplementasikan dalam upaya pengendalian penyakit TB di Kabupaten Bolmu,” harapnya.
Adapun pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut yakni, dr Artur Tooy, Kepala Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Menular dan Marcel M Rogahang SKep MSi, Teknical Officer TB MDR Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Kepala Dinkes Pemkab Bolmut, dr Jusnan Mokoginta MARS, menambahkan, kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan, karena TB merupakan penyakit menular dan harus diantisipasi sejak dini.
“Masyarakat luas harus tau cara penanganan dan pencegahannya,” tambah Mokoginta.
(ridwan lasamano)
