BOLTIM – Kondisi pelabuhan Kotabunan, yang terletak di Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sangat memiriskan, karena tidak terawat lagi.
Pasalnya, semenjak diresmikan penggunaan pelabuhan tersebut, pada tanggal 18 April 1983 silam, kondisinya memprihatinkan dan bangunan kantor syahbandar pun tampak rumah hantu, karena sudah sepuluhan tahun tak lagi dilakukan pemeliharaan juga tidak ada lagi kapal yang bersandar di dermaganya. yang ada hanyalah perahu milik nelayan setempat.
Kendati ditinggali petugas Syahbandar, namun pelabuhan yang sempat jaya karena digunakan kapal-kapal perintis ini, kini tinggal menjadi tempat sandar perahu nelayan setempat.
“Dermaganya tak bisa lagi digunakan, karena pendangkalan sedimen dibawa oleh arus aliran sungai yang berada tak jauh dari lokasi pelabuhan tersebut,” kata Iwan, warga disekitar lokasi pelabuhan, Minggu (09/10/2016).
Akibatnya, kata Iwan, dermaga sepanjang sekitar 20 meter itu, ketika air laut surut hanya memiliki kedalaman setinggi pinggang orang dewasa. “Hanya tampak sedikit perubahan dibanding tahun lalu, pihak terkait telah memasang papan nama pelabuhan dibagian pintu masuk dan depan pelabuhan,” tuturnya.
Sekedar informasi, tahun 2016 ini, pemerintah pusat telah menganggarkan Rp5,8 miliar untuk mengembangkan pelabuhan tersebut. Namun sayangnya, terkendala dengan rencana induk pelabuhan dan RTRW Pemerintah Kabupaten Boltim, yang menyebut pelabuhan tersebut, sebagai pelabuhan pariwisata bukan pelabuhan niaga.
(ismi santri mamonto)