BOLTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Tmur (Boltim), pada tahun anggaran 2017, akan melakukan seleksi untuk merampingkan jumlah tenaga honor tersebar diseluruh instansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Wacana Pemda tersebut, mendapat tanggapan dari sejumlah tenaga honor. “Saya sudah mengabdi di daerah ini sebagai tenaga honorer, selama 7 tahun. Kalau informasi yang saya dengar, akan diutamakan honor-honor, telah sudah lama mengabdi, bukan tenaga baru,” kata satu diantara honorer Pemkab Boltim, yang meminta namanya tak dipublish.
Lanjut sumber, pihaknya juga mendengar dari penyampain Sekda Boltim, Ir M Asaggaf, beberapa hari lalu, bahwa para tenaga honor akan di test.
“Itu lebih baik, sebab akan ketahuan mana yang memang benar-benar ada kemampuan serta kualitas untuk bekerja. Namun sistem test itu juga dinilai masih ada celah untuk dimanipulasi. dan tidak semua honor-honor lama yang dipastikan akan lulus. malah honor-honor baru yang lebih pintar akan lulus,” ungkap sumber, saat bersua sejumlah awak media, Selasa (27/09/2016) siang tadi.
Olehnya, dia sangat berharap lebih baik diprioritaskan honor-honor yang sudah lama. “Apalagi yang sudah 3 tahun ke atas mengabdi di Boltim. Demikian juga menyangkut gaji honor agar bisa naik karena, jika gaji naik kinerja juga bisa meningkat,” harapnya.
Kepala BKDD Pemkab Boltim, Drs Darwis Lasabuda, melalui Sekretarisnya, Reza Mamonto, mengatakan penerapan tersebut, akan dipakai analisis beban kerja SKPD. Dimana para honor bekerja dengan catatan diseleksi. Semua berdasarkan beban kerja dan kemampuan keuangan daerah.
“Hal ini, menindaklanjuti sebagaimana disampaikan oleh Sekda dan Wabub. Hingga saat ini, jumlah keseluruhan tenaga honor Boltim sebanyak 1355 orang, sesuai data kemarin. sedangakan, kemampuan anggaran daerah untuk membayar hanya untuk 970 tenaga honor. Itu pun yang sudah ada SK dan mereka tersebar di SKPD lingkup pemda Boltim. yang lainnya masuk dalam kategori magang. namun, di Tahun depan akan diakomodir secara keseluruhan dan itu sudah bisa dipastikan,” jelas Reza Mamonto.
Lanjut Reza, dari jumlah 970 tenaga honor tersebut terdapat 34 orang yang sudah tak aktif lagi. “Harusnya tenaga honorer hanya 700 lebih, itu disarankan oleh BPK saat pemeriksaan beberapa waktu lalu, sebab dari 970 honorer dimaksud anggaranya hingga miliaran rupiah per tahun. Namun, kita tidak melakukan pemangkasan tenaga honorer secara sepihak, dan cara satu-satunya dilakukan seleksi ketat,” ucapnya.
(tr-07)
