BOLMONG – Tahun Ajaran (TA) 2017, di 284 Sekolah se Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), terancam kekurangan tenaga pengajar (Guru, Red).
Pasalnya, kekurangan tersebut terjadi dikarenakan adanya ratusan guru sejak tahun 2013 silam hingga tahun ajaran 2016 telah pensiun. Sementara pergantiannya alias perekrutan tenaga pengajar nyaris nda ada.
Data yang diperoleh kotamobaguonline.com, menyebutkan, tercatat jumlah 2051 tenaga pengajar, sejak 2013 hingga akhir 2014, disatu sisi banyak guru yang telah pensiun dan mengalami kekurangan sebanyak 700 guru.
Perlu diketahui, sejumlah Sekolah Dasar (SD), dihuni 1 hingga 2 orang guru PNS. SEMENTARA Ruang Kelas Belajar (RKB) terdapat 6 mulai dari kelas 1-6.
“Contoh SDN di Desa Pomoman, hanya seorang guru PNS, terpaksa harus merangkap jabatan sebagai kepala sekolah dan guru kelas,” kata sumber, yang enggan namanya di publish, Jumat (30/09/2016).
Menyikapi akan hal tersebut, pemerhati Pendidikan Bolmong, Supandri Damogalad, menilai, kekurangan guru khusunya di SD, sangat berpengaruh pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah ini.
“Sektor pendidikan merupakan salah satu lembaga yang memberikan kita menjadi cerdas. Nah bagaimana bila anak-anak kami yang harus mengenyam pendidikan sementara gurunya minim. Di satu sisi Pemerintah pusat telah menelorkan program wajib belajar 9 tahun,” katanya.
Olehnya Supandri menilai, dengan adanya moratorium CPNS, dapat melumpuhkan program wajib belajar 9 tahun. “Sebaiknya moratorim perekrutan CPNS, tidak diberlakukan bagi daerah kita yakni Kabupaten Bolmong. Sebab masih mengalami kekurangan guru,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bolmong, Drs Olii Mokodongan, mengakui adanya kekurangan guru terutama tenaga pengajar SD.
(jumrin potabuga)
