KOTAMOBAGU – Sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat, komunitas warga Gorontalo yang terhimpun dalam Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG), berkomitmen untuk turut mengambil bagian dalam pembangunan serta memajukan daerah, yakni Kota Kotamobagu secara khusus, dan Bolaang Mongondow Raya (BMR) pada umumnya.
Hal ini muncul dalam diskusi bersama yang dilakukan sejumlah tokoh KKIG di kafetaria Prima Sejahtera, jalan kampus nomor 8, kelurahan Mogolaing, Kotamobagu.
Diskusi tersebut dihadiri, AR Gobel dari unsur pendidik, Idrus Sumaga yang juga dikenal pengusaha, Sofyan Isa dari LSM Mitra, Very Satria Dilapanga, pengacara dan advokat, serta Hanafi Sako, pengusaha yang juga dikenal mantan pimpinan Bank di Sulut.
Dalam diskusi, dibahas mengenai sejumlah persoalan yang muncul di era globalisasi, hingga mengerucut pada persoalan ekonomi, pendidikan dan sumber daya manusia, serta masalah kesehatan. KKIG menilai, pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan, begitu juga terkait peningkatan kualitas SDM dengan mengupayakan pendidikan formal maupun non formal dengan cara pelatihan dan kursus-kursus.
“Bagaimana cara memajukan pelayanan kesehatan serta peningkatan pendidikan tersebut, tentu saja taraf ekonomi warga harus seiring dengan kebutuhan itu. Maka, peningkatan ekonomi ini perlu jadi perhatian serius, apalagi para pelaku pasar kebanyakan dari unsur masyarakat Gorontalo,” tutur Hanafi Sako, di sela-sela diskusi yang berjalan santai tersebut.
Di sisi lain, para pemuka KKIG ini menyimpulkan bahwa untuk menuju cita-cita tersebut, maka perlu ada keseriusan dari unsur masyarakat khususnya komunitas, untuk bahu membahu mendukung setiap program pemerintah yang positif, serta mengawal seluruh upaya pembangunan di wilayah BMR.
“Ada 3 pokok pemikiran yang bisa kita simpulkan sementara, yakni, menjamin pelayanan kesehatan warga dengan cara mengumpulkan iuran warga (gorontalo-red) yang ada, kemudian memacu peran serta para pelaku ekonomi yang didominasi warga Gorontalo juga, serta yang ketiga, meningkatkan kualitas SDM dengan pendidikan formal maupun non formal,” kata Sofyan Isa, diaminkan oleh peserta diskusi lainnya.
Sementara menurut AR Gobel yang juga kepala sekolah SMK Prima Sejahtera, KKIG bisa mengupayakan program pendidikan bagi yang belum selesai pendidikan formalnya. “Bisa dengan cara ikut paket A, paket B, dan paket C, itu bisa kita lakukan untuk menopang pendidikan formal,” ujarnya. (mj)
