Beranda Berita Utama Manager Google Jadi Korban Pembunuhan Berantai

Manager Google Jadi Korban Pembunuhan Berantai

358
0

KotamobaguOnline.com, AMERIKA SERIKAT – Kematian manager Google Vanessa Marcote, 27 tahun, ditemukan dengan kondisi mengenaskan usai hilang saat joging pada Minggu lalu, 7 Agustus 2016, kini banyak menimbulkan berbagai analisis. Salah satu analisis datang dari Patricia Kirby, mantan Agen Khusus Biro Penyelidik ferderl (FBI) dan profiler.

Kirby mengatakan, kematian Marcote memiliki pola. Polanya adalah dia akan mengunjungi ibunya di akhir pekan, dan akan pergi untuk joging sebelum ia kembali ke kota pada Minggu itu. “Jika Marcote bukan seorang korban tindakan acak,” kata Kirby, seraya menambahkan, saat jogingnya di akhir pekan merupakan celah untuk membunuhnya.

Selama bekerja di FBI, Kirby telah menyelidiki sejumlah kasus perempuan yang menjadi korban pemerkosaan atau pembunuhan saat joging. Hal ini terjadi karena para penyuka joging sering terganggu musik yang mereka dengar melalui headphone. Biasanya mereka joging sendirian. “Ini tempat yang produktif bagi seseorang yang berniat buruk,” ungkapnya.

Menurut Kirby, tindakan menyerang seseorang yang tengah joging juga berbicara karakter pembunuhnya, karena Marcote sosok yang atletis, tegas, dan melawan penyerangnya sebelum tewas. “Mereka akan berjuang mati-matian untuk lolos,” kata Kirby, yang menjadi inspirasi untuk karakter Clarice dalam film Silence of The Lamb.

Setelah kematiannya, tubuh Marcote dibakar. Kirby berujar, tindakan ini merujuk kepada pola pikir si pembunuh setelah kejahatan itu dilakukan. “Dia bertarung dengannya. Pembunuh itu tahu dia (Marcote) memiliki DNA-nya,” ujar Kirby. DNA si pembunuh, diduga tertinggal di tubuh Marcote, sehingga pembunuh itu membakar tubuh Marcote.

Meski begitu, pembunuh tak diyakini telah mencapai tujuannya karena tubuh Marcote tak sepenuhnya terbakar. Sebelum kematian Marcotte, kasus pembunuhan yang mirip juga menimpa penggemar olahraga joging bernama Karina Vetrano, 30 tahun, asal New York. Ia juga menghilang saat joging di rawa terpencil dekat rumahnya.

Kirby menuturkan, ada kemungkinan Marcote dan Vetrano dibunuh oleh dua orang yang sama, meski berada di dua tempat yang terpisah, sekitar 400 kilometer. “Pembunuh berantai akan bepergian. Ini adalah bagian dari kemampuan mereka untuk tetap di bawah radar penegakan hukum,” ucap Kirby.(int)

 

Artikulli paraprakSaksi Ahli Psikolog Dihadirkan Sidang Lanjutan Jessica
Artikulli tjetërCuitan Harapan SBY Buat Sri Mulyani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.