KotamobaguOnline.com, JAKARTA – Komunitas Muda Karya (KMK) yang eksis di Munaslub Partai Golkar lalu, menyikapi berbagai hal. Kini KMK melakukan perubahan nama dan memperkenalkan lambangnya, nama baru nya adalah Muda Karya Indonesia (MKI). MKI akan bergerak dan berkarya untuk Indonesia Raya.
“Apapun yang terjadi. Kami akan menggalang kekuatan pemuda untuk memberikan kajian dan bakti terbaiknya untuk ide-ide The Next Indonesia atau masa depan Indonesia yang lebih pasti,” kata Abdullah Amas Bangkalan, yang juga Ketua MKI, sekaligus Mantan Wakil Sekjen PB HMI, Minggu (31/07/2016).
Dikatakan Bnagkalan, perubahan nama KMK menjadi MKI, ini lebih karena faktor teknis saja.
“Hanya menambah nama Indonesia saja,” tambah Amas, yang juga kader Kosgoro 1957.
Menurutnya dengan adanya sikapi lahirnya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ketiga dan dualisme KNPI, makin bertambah dera konflik menjadi tiga. “KNPI versi KLB lalu sekjennya bikin KLB sendiri,” ujarnya.
Terkait hal itu, kata Amas, nantinya MKI merupakan potensi besar Pemuda Indonesia tidak akan terhambat oleh konflik KNPI. “MKI tak akan bertengkar oleh masalah-masalah kecil, kita harus berhenti bicara dualisme atau bahkan tigalisme KNPI, didepan tantangan yang kita hadapi lebih besar adalah narkoba, penderitaan rakyat dan pengaruh asing, MKI ingin menampilkan fresh idea dan great performance, bukan sekedar unjuk kekuatan show of force, kami akan tampil dengan narasi orisinil,” tuturnya.
Sebagaimana siaran pers yang diterima redaksi kotamobaguonline.com, Senin (01/08/2016), menyatakan, Abdullah Amas, menilai saat ini pun pemerintah tidak tegas menyikapi konflik KNPI, yang kementerian ini menyetujui ini, yang kementerian lain menyetujui versi yang itu.
Akan tetapi lanjut Amas, terkait Rapimnas Partai Golkar yang mendukung Joko Widodo sebagai Capres, dia menilai bahwa dirinya dari pembicaraannya dengan politisi-politisi Golkar, belum melihat ada yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.
“Walau biasanya jelang Pilpres ada pengurus yang biasanya mengambil sikap berbeda. Nah, di MKI kami masih melihat data faktual, termasuk berhasil atau tidaknya pemerintah atasi berbagai persoalan berat,” ucapnya.(mat)