KotamobaguOnline.com, KOTAMOBAGU – Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi (Stie) Widya Dharma (SWD) Kotamobagu, Farida Lasabuda, mengakui penggunaan 6 tenaga dosen tetap berstatus Pegawai Negeri Sipil. Sementara perguruan tinggi ini milik pihak swasta bukan negeri.
Farida sendiri kepada kotamobaguonline.com, Selasa (23/08/2016), menjelaskan penggunaan ke 6 dosen PNS tersebut mendapat rekomendasi dari Bupati. “Dosen, ada 22 namun 2 telah mengundurkan diri,” kata Farida.
Dia pun menyentil soal aturan penggunaan dosen tetap berstatus PNS, dalam Peraturan Kemendikti nomor 26 tahun 2016, tentag Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Dan terkesan hanya satu acuan saja, sementara PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG REGISTRASI PENDIDIK PADA PERGURUAN TINGGI.
Tentang PERSYARATAN, KUALIFIKASI DAN KOMPOSISI NIDN DAN NIDK, TATA CARA DAN PROSES REGISTRASI, SERTA NOMOR REGISTRASI PENDIDIK DI PERGURUAN TINGGI, pada BAB II PERSYARATAN REGISTRASI PENDIDIK, A. Syarat untuk memperoleh NIDN: Ayat 3. Surat perjanjian kerja sebagai Dosen Penuh Waktu: a. Aparatur Sipil Negara dengan status Pegawai Negeri Sipil harus menyerahkan salinan Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) harus menyerahkan salinan perjanjian kerja. b. Dosen Penuh Waktu pada PTS harus menyerahkan perjanjian kerja yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan bermeterai cukup.
Sementara di profil dosen sTIE wIDYA dHARMA kOTAMOBAGU, sebagaimana dalampangkalan data dikti, masih tercatat dosen aktif, namun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Farida beralasan, pihaknya telah melaporkan keberadan dosen terkait. “Saya telah melaporkan nama dosen yang bersangkutan ke dikti,” aku Farida.
Farida pun ketika dimintai nama-nama dosen yang aktif pada perguruan tinggi itu, dia tidak mau membeber berapa sebenarnya jumlah dosen pada Stie Widya Dharma Kotamobagu.
Peliput: Muttu Alamsyah Mokoginta/Sugiato Paputungan.
