BOLTIM – Tak kurang dari 64 Desa di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) siap menyelenggarakan Pemilihan Sangadi (Pilsang) (Pemilihan Kepala Desa, red), pada bulan Oktober tahun 2016 ini.
Demikian dikatakan Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim, Suharto Paputungan, kepada kotamobaguonline.com, Selasa (30/08/2016).
“Sebenarnya ada 65 Desa yang akan menggelar Pilsang, namun untuk Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, saat ini belum bisa menyelenggarakannya karena masa jabatan Sangadi definitif masih berjalan hingga tahun 2017 mendatang,” terang Paputunga.
Lanjutnya, untuk tahapan Pilsang kita sudah menggelar sosialisasi tentang Perbub serta Perda, di Desa yang akan menggelar hajatan pesta demokrasi itu.
Perlu diketahui, kata Suharto Paputungan, dalam satu kecamatan itu bervariasi jumlah desa penyelenggara pilsang. Diantaranya Kecamatan Kotabunan 12 Desa, Tutuyan 5 Desa, Nuangan 19 Desa serta desa-desa kecamatan Modayag bersatu.
“Ada sekitar 5 hingga 7 orang sebagai peserta dalam Pilsang dan menyangkut banyaknya calon atau peserta tergantung jumlah pemilih di tiap desa,” ujarnya.
Berbagai tahapan saat ini dilakukan termasuk pembentukan panitia pilsany yang tujuannya menyangkut teknis penyelengaraan pemilihan, penjaringan para calon Sangadi, pendataan wajib pilih dan soal jumlah anggaran yang muncul saat pelaksanaannya. sebab, suksesnya pemilihan tergantung kinerja para panitia.
“Bagian Tapem sendiri atas nama pemerintah Kabupaten, telah menyurat ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD), guna pembentukan panitia Pilsang, dan kita tunggu hasilnya. Panitia Kabupaten, hanya sebatas pendampingan terutama pada tahapan penjaringan. Mana yang lolos penjaringan akan mengikuti tes tertulis, tes pidato, dan wawancara kepada calon Sangadi,” katanya.
Sekedar diketahui, kata Paputungan, Pemkab Boltim sendiri telah menyediakan untuk anggaran Pilsang senilai Rp1,1 milar, bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016,” ungkapnya.
Dirinya, mengimbau kepada desa-desa yang akan melaksanakan Pilsang untuk selalu, dan tetap menjaga stabilitas keamanan sebagai wujud dari rasa persaudaraan kita pada umumnya. “Untuk panitia Pilsang agar selalu berlaku independent supaya berjalan sesuai aturan dan regulasi yang ada. Pilsang tergantung panitia,” tutupnya.
(Ismi Santri Mamonto)
