KotamobaguOnline.com –Ketua Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Pusat, Hi. Sjafrudin Mosii, SE.MM menegaskan organisasi yang sehat adalah organisasi yang secara berkesinambungan mampu melaksanakan konsolidasi organisasi sehingga menjadi kuat terus menerus eksis dan hidup selama-lamanya.
“Tentunya secara estavet konsolidasi harus dilakukan di setiap jenjang organisasi secara Nasional baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten Kota,” Tutur Birokrat tulen juga Auditor Utama Keuangan Negara Wilayah VI BPK RI untuk Wilayah Indonesia bagian Timur ini.
Ketua KKIG yang terpilih pada Kongres III di Hotel Merkure Ancol Jakarta Tanggal 29-31 Mei 2015 yang lalu ini, juga menambahkan, daerah yang belum dibentuk pengurus tingkat DPC harus segera dibentuk agar organisasai KKIG dapat berjalan dengan maksimal sampai ketingkat daerah.
Sementara, R. Djaja Latjuba, SE selaku pemegang mandat pembentukan DPC KKIG se-Kabupaten Bolaang Mongondow Raya mengatakan bahwa selama kurun waktu 2 tahun telah membentuk Kepengurusan DPC KKIG yaitu DPC KKIG Kota Kotamobagu, DPC KKIG Bolsel, dan DPC KKIG Kab Boltim.
Untuk 2 Kabupaten yaitu Bolmut dan Kabupaten Bolaang Mongondow akan dipersiapkan dan mencari figur-figur dan tokoh yang tepat dimana memiliki Kemampuan Manajemen organisasi KKIG di wilayah itu agar supaya organisasi dapat berjalan lancar dan efektif sejalan dengan visi, misi dan program DPP KKIG Jakarta.
Diketahui, KKIG Pusat juga telah berhasil merevisi beberapa pasal pada ADART serta menyempurnakan seluruh perangkat Organisasi pada kongres III tersebut. yang dihadir DPD KKIG 18 Provinsi dan 176 KKIG Kabupaten Kota serta KKIG Perwakilan Luar Negeri. juga tokoh Gorontalo Rugaya Usman Wiranto, Prof. Syafri Nurmantu (Guru Besar FISIP Universitas Indonesia), Dr. Connie Rahakundini Bakrie (Ahli Strategi Militer), Brigjen (Pol) Iwan A. Ibrahim (Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur), serta beberapa tokoh-tokoh lainnya dan yang lebih utama adalah kehadiran Gubernur Provinsi Gorontalo Bpk. Drs. Hi. Rusli Habibie, MAP.
Dalam Kongres itu juga hadir Dr. Connie Rahakundini Bakrie, dari Institute of defense and security studies Indonesia maritime studies yang sekaligus telah memberikan materi tentang prospek dan tantangan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia dimana RI secra geografis memiliki 4 choek point dunia yaitu : Selat Malaka, selat Sunda, selat Lombok dan selat Timur.
Dikatakan, ini semua akan menimbulkan masalah pada sector keamanan seperti perompakan atau trafiking illegal material, problem pertahanan karena selat seringkali dilalui Kapal selam Negara lain dan menjadi objek perebutan saat konflik, polusi laut, dan lalu lintas laut. (***)
