Beranda Opini Menyusun Perencanaan Dan Pengeloaan Pariwisata Yang Ideal

Menyusun Perencanaan Dan Pengeloaan Pariwisata Yang Ideal

1502
0
Hanafi Tomy Sako

 

Tulisan ini diharapkan kepada para stake holder dibidang pariwisata agar dapat dijadikan sebagai referensi menyusun perencanaan dan pengelolaan pariwisata.

Perencanaan dan Pengelolaan Pariwisata

Perencanaan berarti memperhitungkan sesuatu untuk memenuhi  kebutuhan dimasa yang akan datang. Perencanaan dan pengelolaan pariwisata berarti untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat dimasa mendatang. Oleh karena itu kecenderungan pertumbuhan penduduk, persediaan lahan cadangan, pertumbuhan fasilitas, dan kemajuan  teknologi dengan penerapannya harus dimasukan dalam perencanaan tersebut.

Selain itu kualitas sumber daya pengelolan pariwisata juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan dari industri pariwisata tersebut, sebab dalam mengelola/memanajemen pariwisata memerlukan keahlian dan pengalaman, seperti yang dikemukan oleh Salim (1981:223) “Bahwa berapapun banyak modal yang dimiliki, pembangunan tidak akan terlaksana kecuali disertai dengan sumber daya managerial yang mampu mengelola modal itu untuk pembangunan”.

Soewarno (2002:378) mengemukakan bahwa “pengelolaan adalah mengendalikan atau menyelenggarakan berbagai sumber daya secara berhasil guna untuk  mencapai sasaran”.

0bjek dan daya tarik wisata umumnya terdiri atas hayati dan non hayati, dimana masing-masing memerlukan pengelolaan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata harus memperhitungkan berbagai sumber dayawisatanya secara berdaya guna agar tercapainya sasaran yang diinginkan.

Tujuan perencanaan dan pengembangan pariwisata yang lebih lanjut demi meningkatkan kemakmuran secara serasi dan seimbang bisa tercapai seoptimal mungkin apabila pemerintah ikut berperan.

Peranan pemerintah dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata sangat menentukan berkembang tidaknya suatu objek wisata, contohnya dapat kita lihat dalam hal penyediaan infrastruktur dan memperluas jaringan kerja aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum keluar negeri. Selain itu pemerintah juga berpartisipasi dalam hal penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Berkembangnya suatu kawasan wisata tidak terlepas dari usaha-usaha yang dilakukan melalui kerjasama para stakeholder kepariwisataan, masyarakat dan pemerintah. Munasef (1995:1) menyatakan bahwa: “pengembangan pariwisata merupakan segala kegiatan dan usaha yang terkordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana prasarana, barang dan jasa, fasilitas yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan”.

Marpaung (2000:79) menyatakan bahwa: “Hal yang perlu diperhatikan dalampengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial harus dilakukan penelitian, inventarisasi dan evaluasi sebelum fasilitas wisata di kembangkan. Hal ini penting agar perkembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai.

Adapun A. Yoeti (1990:285) menyatakan bahwa : “Ada tigafaktor yang dapat menentukan berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai suatu industri, ketiga faktor tersebut diantaranya: tersedianya objek atraksi wisata, adanya fasilitas aksesisibilitas, dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sedangkan Amenitas yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas  seperti tempat penginapan, restoran, hiburan, transpotasilokal yang memungkinkan wisatawan bepergian di tempat-tempat tersebut serta alat komunikasi. Objek wisata merupakan akhir perjalanan wisata yang harus memenuhi syarat aksesibilita, artinya objek wisata harus mudah dicapai. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diperhatikan kualitas lingkungan agar pengembangan kepariwisataan tidak merusak lingkungan sebagaimana yang dikemukakanoleh Soemarwoto (2001:309):

“Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata berkembang. karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual.” Pengembangan pariwisata di satu wilayah ditentukan oleh tiga faktor yaitu: tersedia objek dan atraksi pariwisata, aksesibilitas dan fasilitas amenitas.

Dalam membangun ketiga faktor tersebut harus diperhatikan terjaganya mutu lingkungan. Dalam menunjang pengelolaan berbagai kegitaan kepariwisataan, teknologi manajemen perlu di terapkan agar sumber daya wisata yang murni alami dapat direkayasa secara berhasil guna, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya termasuk lingkungan alamnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata :pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam meliputi 4 hal yaitu:

1.Pembangunan sarana dan prasarana pelengkap beserta fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan.

2.Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam termasuk sarana dan prasarana yang ada.

3.Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk berperan serta dalam kegiatan pengusaahaan objek dan daya tarik wisata alam bersangkutan.

4.Penyelenggaraan persetujuan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap objek wisata dan daya tarik wisata alam yang bersangkutan(Wiyasa dkk,2001:157)

5.Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap objek dan daya tarik wisata alam Bersangkutan pengelolaan objek dan daya tarik wisata budaya,

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan objek dan daya tarik wista budaya adalah :

  1. Pembangunan objek dan daya tarik wisata budaya, termasuk penyediaan prasarana, sarana dan fasilitas pelayanan bagi wisatawan.
  1. Pengelolaan objek dan daya tarik wisata budaya termasuk sarana dan prasarana yang ada.
  1. Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap objek wisata dalam beserta masyarakat  sekitarnya (Wiyasa dkk200:158)

Pemasaran pariwisata

Soekadijo (2000:217) mengemukakan bahwa: “ pemasaran pariwisata merupakan usaha mengaktualisasikan perjalanan wisata, dimana tujuan akhirnya ialah agar orang membeli produk yang ditawarkan”. Marpaung (2002:118) mengemukakan bahwa: “ pemasaran pariwisata mencakup: menemukan apa yang  menjadi keinginan konsumen (market seach), mengembangkan pemberian pelayananyang sesuaikepada wisatawan (product planning)pemberitahuan tentang produk yang dibuat (advertising and promotion)dan memberikan intruksi dimana wisatawan dapat memperoleh produk-produk tersebut (channels of distribution – touroperator andtravel agent).

Menurut Salah Wahab (Soekadijo 2000:218) pemasaran merupakan: “pemasaransebagai proses manajemen yang digunakan oleh organisasiorganisasi pariwisata Nasional atau perusahaan-perusahaan kepariwisataan untuk mengidentifikasikan wisatawan-wisatawan yang mereka pilih, baik yang aktual maupun yang potensial,dan berkomunikasi dengan mereka untuk menentukan dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, motivasi, kesenangan dan ketidaksenangan (like and dislike)mereka pada tingkat lokal regional, nasional, internasional, dan untuk merumuskan dan mengalokasikan produk pariwisata yang sesuai dengan situasi dengan maksud untuk mencapai kepuasan wisatawan yang sebesar-besarnya dan mencapai sasaran yang diinginkan.

Dalam pemasaran sering digunakan promosi dan publikasi dengan tujuan agarkeberadaan suatu objek wisata dapat diketahui oleh wisatawan. Menurut Soekadijo(2000:240) promosi publikasi merupakan :

Promosi adalah penyesuaian antara produk pariwasata dengan permintaan pasar wisata. Sedangkan Publikasi adalah usaha menciptakan permintaan dan cara permintaan atau mpengaruhi permintaan dengan cara menonjolkan kesesuai dengan produk wisata dengan permintaan.

Promosi

Promosi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung

  1. Promosi langsung dapat dilakukan melalui: peragaan (display),misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambar-gambar barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, bookletataubrochure) yang disebarkan kepasar pameran khusus berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian, dan sebagainya pemberian rabata selama jangka waktu tertentu biasanya diberikan pada waktu promosi pemberian hadiah, khusus selama waktu promosi, misalnya karcis bebas untuk atraksi di daerah pariwisata dan sebagainya.
  2. Promosi tidak langsung, dapat dilakukan melalui: pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan publikasi dalam majalah kunjungan pada perusahan-perusahan penyalur pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi penyelenggaran temu karya (workshop), mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan wisata.

Publikasi

Publikasi Dapat dilakukan secara langsung disampaikan kepada konsumen dipasar atau melalui media massa.

  1. Publikasi langsung yaitu melaluileaflet, folder, booklet,atau brochure
  2. publikasi dalam media massa pemasaran adalah upaya menyelaraskan produk wisata dengan  potensi pasar dilakukanmelalui promosi dan publikasi.

Dibawah ini informasi beberapa potensi wisata Bolaang Mongondow Raya.

  1. Kota Kotamobagu: Arena hiburan dan permainan, Gelora Ambang Tanaman Hulkultura, Desa Sia, Moyag. Air terjun, Desa Kobo Besar. Persawahan, Kelurahan Kobo Besar, Desa Kobo Kecil, Air panas, Kelurahan Motoboi, Desa Poyowa Besar, Desa Poyowa Kecil, Kelurahan Gogagoman. Wisata budaya. Kerajinan tangan, kabela, sulaman, pandei besi Kuliner, makanan tradisional, oleh jajanan kacang goyang, Hutan kota mongkonai.
  2. Kabupaten Bolaang Mongondow: Wisata pantai Bungin di lolak, pantai Lolan, pantai Bolaang Babo, Pantai Maelang, Gantole di Air Anjing, air terjun di Labuan Uki, tanjung ompu. Pulau molosing, pulau tiga Tanaman hultikultura, Desa Insil, Poopo, Pangian, Irigasi/ waduk, gosingolan, toraut, totabuan. Wisata budaya. Kuliner, olahan buah nenas, keripi pisang, dodol. Hutan lindung Dumoga, Nani Wartabone. Olah raga air, perahu kano sungai komangaan. Sungai mongkonai.
  3. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Wisata pantai, Desa Buyat, Desa Tjiko Pante, Tjiko Belanga, Nuangan. Pulau Nenas, Tanjung Woka Tanaman hulkikultura, Desa Guan, Mooat. Danau, Mooat, Tondok, Togid. Wisata tambang emas, Tobongon, Lanut. Wisata Hutan, Mooat Wisata Gunung Ambang. Kuliner, jangung bakar, rebus Puworejo. Sarana permainan anak-anak Tobongon.
  4. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara:  Wisata pantai, Embung, Batu Pinagud. Pulau, Bongkil, Damar, Batu Pinagud, Tanjung Haji. Penangkaran burung maleo. Wisata budaya. Dan sitos sejarah serta rumah /komalik  kerajaan Kaidipang Besar. Hutan lindung Mokoditek, Nunuka, Saleo Kuliner, Inambal Bintauna, Dompo Durian Pontak. Wisata sungai, Bintauna, Pontak, Atinggola.
  5. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Wisata Pantai, Modisi, Bineha, Dedepo, Dami, Salongo, Torosik Pulau Lampu,Tanjung Ponango. Air Terjun, Botuliodu Wisata Budaya Adat Bolango, Mongondow, Gorontalo. Hutan Lindung Dumoga Nani Wartabone. Kuliner, Ilabolu, Inambal, Mulisiram Penangkaran Burung Maleo. Gua Panigi Lion. Wisata taman hiu Pinolosian. Pemandangan batu karang Bolaang Uki.

Referensi-refernsi  tulisan bersumber  dari kementrian Parawisata & Ekonomi Kreatif RI dan hasil penelusuran penulis dan rekan.

 

Artikulli paraprakPemkab Bolmong Upayakan Penambahan Tenaga Kesehatan
Artikulli tjetërPendaftar Seleksi Jabatan Di Kotamobagu Masih Minim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.