KOTAMOBAGU ONLINE – Harga minyak naik selama dua hari berturut-turut setelah sempat anjlok ke posisi terendah selama 11 tahun. Meski demikian, pasokan minyak disebut masih melimpah di pasaran.
Melansir Reuters, Rabu (16/12/2015), harga minyak Brent ditutup naik lebih dari satu persen sementara harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik hampir tiga persen. Hal ini dianggap kondisi penyelamatan harga minyak setelah anjlok cukup dalam.
Sementara itu, minyak Brent LCOc1 ditutup naik 53 sen menjadi USD38,45 per barel, setelah mencapai sesi tertinggi pada USD39,41. Minyak WTI CLc1 ditutup naik USD1,04 pada USD37,35.
“Orang-orang membeli minyak saat harga anjlok,” ungkap agen minyak mentah BRG Brokerage New York, Jeffrey Grossman.
Selain itu, pengumuman normalisasi suku bunga the Fed juga bisa menyebabkan perubahan harga minyak. Jika bank sentral memutuskan untuk menaikkan suku bunga, itu akan menjadi pertama kalinya dilakukan dalam hampir satu dekade yang dapat mendorong kenaikan dolar dan membuat harga minyak lebih mahal jika menggunakan mata uang lain. (okezone.com)
