KOTAMOBAGU ONLINE – Sejak Agustus 2015, pemerintah mulai membatasi bahkan menghentikan impor jagung. Namun pada Oktober 2015 impor jagung tetap terjadi bahkan ada kenaikan volume impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor jagung dalam jumlah yang cukup besar terjadi pada Oktober 2015. Volumenya tercatat mencapai 222.071 ton atau senilai US$ 43,9 juta.
Catatan tersebut naik tipis dari bulan sebelumnya yang hanya 211.629 ton atau US$ 42,4 juta. Sedangkan secara akumulasi (Januari-Oktober) impor jagung mencapai 2,8 juta ton atau US$ 609,4 juta.
Impor paling besar di Oktober adalah dari negara-negara Amerika Selatan, yaitu Brasil dengan volume 141.231 ton atau US$ 27,2 juta dan Argentina sebesar 80.179 ton atau US$ 15,7 juta.
Selanjutnya impor jagung dari India dengan 55 kg atau US$ 255, Amerika Serikat (AS) dengan 85,2 ton atau US$ 59.694 dan Thailand 362,8 ton atau US$ 875.669 dan beberapa negara lain dengan total 212,8 ton atau US$ 91.361.
Kebijakan pengendalian impor jagung dalam rangka menjaga harga jagung lokal. Impor jagung akan diserahkan kepada Perum Bulog, swasta khususnya perusahan pakan ternak tak diberikan jatah impor hingga akhir tahun ini. Dampak dari kebijakan tersebut, banyak jagung impor yang sudah terlanjur masuk ke wilayah Indonesia tertahan di pelabuhan.
Sumber : (detikfinance.com)
